Banyak non-Muslim yang memuji keutamaan berpuasa selama Ramadhan

Muscat – Dua warga non-Muslim yang tinggal di Oman selama lebih dari tiga dekade, yakni Col (Dr) Narayan Ramachandran (retd) dan Ajitha Subramanian, ikut berpuasa selama bulan suci Ramadan.

Meskipun beragama Hindu, keduanya merasa pengalaman berpuasa selama bulan Ramadan telah membuat mereka menjadi pribadi yang lebih baik.

Bacaan Lainnya

Ramachandran yang juga merupakan seorang dokter bedah ortopedi terkenal, memulai rutin berpuasa pada bulan Ramadan sejak tahun 2000. Pengalaman berpuasanya dimulai setelah ia diundang ke acara makan berbuka puasa (iftar) di kamp industri di Ghala pada tahun 1999.

Ia merasa tersentuh dengan ketulusan hati para pekerja di sana yang menunggu dengan sabar panggilan adzan sebelum memutuskan puasa. Sejak saat itu, Ramachandran memutuskan untuk berpuasa selama bulan Ramadan setiap tahunnya, kecuali saat kesehatannya tak memungkinkan.

Ajitha yang juga seorang penghuni Oman sejak tahun 1990, ingin merasakan bagaimana perasaannya saat berpuasa tanpa makan dan minum sepanjang hari.

Setelah merasakan sendiri, ia merasa senang dan sejak itu ia rutin berpuasa selama 10 tahun terakhir. Baginya, berpuasa selama bulan Ramadan juga merupakan perjalanan spiritual dan memberikan kepuasan batin.

Meskipun berbeda keyakinan dengan mayoritas penduduk Oman yang beragama Islam, mereka berdua merasa bahwa puasa selama bulan Ramadan memberikan banyak manfaat bagi diri mereka.

Selain membawa kedamaian batin dan membantu mengendalikan pikiran dan keinginan, berpuasa juga membawa kesadaran akan disiplin diri dan memberikan kesempatan untuk merenung.

Menurut mereka, bulan Ramadan bukan hanya tentang berpuasa, tetapi juga tentang melakukan disiplin spiritual melalui doa, sedekah, dan introspeksi diri. Meskipun demikian, mereka tetap menghormati tradisi dan budaya Oman yang dihargai dan dihormati semua agama yang ada di sana.

Pos terkait