Oleh: Pras Yauw Hehanussa
Kabaroman.com – Aktor politik pendukung gerakan separatis, Veronica Koman, terus menyebarkan provokasi yang berpotensi memperpanjang konflik di Papua, termasuk penyanderaan Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Melalui media sosialnya, Veronica menyebarkan narasi palsu bahwa keluarga Mehrtens berterima kasih kepada OPM karena menjaga pilot tersebut tetap aman selama penyanderaan.
Narasi yang disebarkan Veronica bertujuan untuk menciptakan simpati terhadap OPM, seolah-olah kelompok separatis tersebut berperan sebagai pelindung, padahal merekalah yang menyebabkan kekacauan di Papua. Selain itu, Veronica juga menyatakan bahwa OPM mengizinkan Mehrtens untuk berkomunikasi dengan keluarganya, seolah menunjukkan belas kasih dari pihak penyandera.
Veronica Koman semakin memperkuat narasi bahwa pembebasan Mehrtens terjadi atas inisiatif OPM, tanpa mengakui peran besar aparat keamanan. Narasi ini sangat berbahaya, karena dapat menyesatkan opini publik dan memberi legitimasi pada gerakan separatis yang bertujuan memecah belah persatuan bangsa.
Namun, kenyataan di lapangan berbeda. Peran aparat keamanan, termasuk TNI, Polri, dan BIN, sangat signifikan dalam operasi pembebasan Mehrtens. Mereka bekerja keras selama berbulan-bulan dengan pendekatan damai untuk membebaskan sandera tanpa kekerasan.
Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto, menyatakan syukur atas keberhasilan operasi tersebut yang dilakukan tanpa korban jiwa. Prabowo menegaskan pentingnya kolaborasi antara semua pihak dan menekankan pendekatan damai sebagai kunci penyelesaian konflik di Papua.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto berharap kondisi Papua akan semakin kondusif pasca pembebasan Mehrtens. Menurutnya, TNI tetap menjaga keamanan di Papua, terutama menjelang Pilkada serentak. Ia juga menegaskan bahwa meskipun operasi pembebasan telah berhasil, TNI tidak akan menarik pasukan dari wilayah tersebut.
Propaganda yang disebarkan oleh Veronica Koman dan OPM sangat berbahaya, karena berpotensi memperpanjang konflik di Papua. Pemerintah bersama TNI, Polri, dan BIN harus tetap waspada terhadap segala bentuk provokasi yang mencoba merusak persatuan bangsa. Masyarakat juga diimbau untuk menolak narasi menyesatkan yang disebarkan oleh kelompok separatis, agar Papua tetap damai dan sejahtera sebagai bagian tak terpisahkan dari NKRI.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Kupang.