Presiden Jokowi Bangun 53 Bendungan untuk Perkuat Ketahanan Pangan

Kabaroman.com – Selama 10 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembangunan infrastruktur pertanian menjadi salah satu fokus utama dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Salah satu langkah signifikan yang dilakukan adalah membangun 53 bendungan di berbagai wilayah Indonesia. Bendungan-bendungan ini diharapkan dapat mendukung suplai air untuk pertanian dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian, terutama di musim kering.

Sawah di Indonesia mencapai 7,3 juta hektare. Namun, sebelumnya hanya sekitar 11% dari lahan tersebut yang mendapat suplai air dari irigasi teknis secara berkelanjutan. Dengan adanya pembangunan bendungan, luas lahan yang dapat ditanami lebih dari sekali dalam setahun mengalami peningkatan signifikan.

Dalam 10 tahun, produktivitas pertanian kita telah meningkat. Indeks pertanaman dari 1,7 meningkat menjadi hampir 3. Melalui pembangunan 53 bendungan baru, tampungan air bertambah, yang memungkinkan sawah tadah hujan bisa panen dua hingga tiga kali dalam setahun.

Bendungan yang dibangun selama era Jokowi menjadi krusial dalam menghadapi musim kering. Pada saat kekeringan, Indonesia biasanya kesulitan memproduksi pangan dan harus mengandalkan impor. Namun, seiring banyak negara menerapkan kebijakan proteksionis yang memprioritaskan kebutuhan pangan domestik, Indonesia tidak bisa lagi bergantung pada impor.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mandiri dalam hal pangan dengan menyiapkan lahan-lahan yang produktif meski di musim kemarau. Tampungan air melalui bendungan ini sangat penting, terutama mengingat perubahan iklim yang menyebabkan hujan tidak menentu.

Selain itu, bendungan-bendungan ini juga berfungsi menahan air saat terjadi hujan ekstrem, sehingga mampu mencegah banjir dan melindungi kawasan permukiman.

Endra menambahkan bahwa 53 bendungan yang selesai dibangun saat ini merupakan bagian dari target total 61 bendungan. Delapan bendungan yang tersisa akan diselesaikan pada periode pemerintahan Prabowo-Gibran, dengan sebagian besar diproyeksikan selesai pada 2025 dan 2026.

Dengan adanya bendungan-bendungan ini, Indonesia diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan, bahkan di tengah ancaman perubahan iklim dan ketidakpastian global.

Pos terkait