Kabaroman.com – Sebanyak 600 warga Maybrat, Papua Barat Daya, masih bertahan di pengungsian di Sorong, menanti kepastian kapan mereka bisa kembali ke kampung halaman. Kondisi ini merupakan dampak dari serangan brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Posramil Kisor, Kabupaten Maybrat, tiga tahun lalu.
Para pengungsi menghadapi berbagai kesulitan, mulai dari akses terbatas terhadap kebutuhan dasar seperti pangan, tempat tinggal layak, hingga pendidikan. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Direktur Sekretariat Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan Ordo Santo Augustinus (SKPKC OSA), Pastor Heribertus Lobya, OSA, pada 2023-2024, lebih dari 600 warga tersebar di berbagai lokasi di Sorong, seperti Jalan Intimpura, SP 2, SP 3, Km 28, Km 32, Bambu Kuning, dan sekitaran Malanu.
“Para pengungsi ini belum merasakan kebebasan yang mereka dambakan. Bantuan makanan, minuman, dan tempat tinggal layak masih sangat dibutuhkan,” ungkap Pastor Heribertus.
Anak-anak pengungsi juga mengalami kesulitan untuk melanjutkan pendidikan. Meski demikian, sejumlah sekolah swasta di Sorong telah memberikan bantuan dengan menampung anak-anak ini agar tetap dapat bersekolah.
Pemerintah Kabupaten Maybrat terus berupaya memulangkan para pengungsi melalui Tim Pemulangan Pengungsi yang dibentuk pada 2022. Ketua Tim, Melianus Saa, menjelaskan bahwa tim bekerja atas arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan berkolaborasi dengan TNI-Polri untuk memastikan keamanan di wilayah Maybrat.
“Pemulangan dilakukan secara bertahap sejak 2022. Kami juga melibatkan tokoh-tokoh masyarakat untuk memastikan pengungsi yang berada di hutan maupun perkotaan dapat kembali ke kampung halaman mereka,” jelas Melianus.
Melianus menegaskan bahwa kondisi di Maybrat kini sudah aman berkat pengamanan yang terus dilakukan oleh TNI-Polri. Meski anggaran untuk pemulangan terbatas, pihaknya berharap pengungsi di Sorong dapat segera pulang.
“Situasi di Maybrat sudah kondusif. Kami berharap pengungsi yang masih berada di Sorong bisa kembali ke tempat asal mereka dengan aman,” pungkasnya.
Meski berbagai upaya telah dilakukan, tantangan besar tetap ada, terutama terkait keterbatasan dana dan infrastruktur. Namun, pemerintah bersama berbagai pihak terus berkomitmen untuk memulangkan pengungsi agar mereka dapat kembali ke kampung halaman dengan kondisi yang aman dan sejahtera.