Kabaroman.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka tidak memengaruhi anggaran pendidikan di Papua. Hal ini karena kedua program tersebut berasal dari sumber pembiayaan yang berbeda. MBG sepenuhnya dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) , sedangkan pendidikan gratis di Papua telah terakomodir dalam alokasi dana Otonomi Khusus (Otsus) .
Kepastian ini tertuang dalam UU Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. Dalam regulasi tersebut, salah satu amanat utamanya adalah pembiayaan pendidikan di Papua harus dialokasikan sekurang-kurangnya 30 persen dari total dana Otsus .
Sebelum revisi pada 2021, pembagian dana Otsus adalah 80 persen untuk provinsi dan 20 persen untuk kabupaten/kota . Namun, setelah revisi, porsi tersebut dibalik menjadi 80 persen untuk kabupaten/kota dan 20 persen untuk provinsi , guna memastikan kebutuhan masyarakat di tingkat lokal lebih terpenuhi.
Dengan skema baru ini, bupati, wali kota, dan gubernur di Papua memiliki kewenangan penuh untuk mengalokasikan dana Otsus kepada masyarakat orang asli Papua. Rata-rata, setiap kabupaten di Papua menerima anggaran Otsus sebesar Rp 140 miliar per tahun . Jumlah ini dinilai cukup untuk mendukung program pendidikan gratis mulai dari jenjang PAUD hingga SMA/SMK.
Sehingga, tidak ada alasan bagi bupati dan wali kota untuk tidak mengalokasikan anggaran ini ke bidang pendidikan dengan memberikan subsidi kepada sekolah-sekolah. Para murid orang asli Papua harus bisa menempuh pendidikan gratis.
Apabila dihitung berdasarkan jumlah pelajar di seluruh Papua, anggaran yang tersedia masih sangat memadai untuk mendukung program pendidikan gratis. Oleh karena itu, diharapkan agar dana Otsus dapat dimaksimalkan penggunaannya secara tepat sasaran, dengan prioritas utama pada sektor pendidikan dan kesehatan.
Program MBG merupakan bentuk perhatian ekstra dari pemerintah pusat untuk menjamin keberlangsungan hidup generasi emas Indonesia, khususnya di Papua. Dengan memberikan asupan gizi yang baik kepada anak-anak sejak dini, diharapkan mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Di masa depan, sumber daya manusia (SDM) Papua yang berkualitas ini akan kembali membangun daerahnya, kelompoknya, keluarganya, dan dirinya sendiri
Pemerintah berharap bahwa program MBG dan pendidikan gratis tidak dibenturkan satu sama lain. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk memahami bahwa:
- MBG dibiayai APBN , bertujuan untuk memastikan anak-anak Papua mendapatkan asupan gizi yang memadai.
- Pendidikan gratis dibiayai dana Otsus , bertujuan untuk memastikan akses pendidikan bagi seluruh anak Papua tanpa diskriminasi.
Aktivitas demonstrasi atau gerakan yang bersifat provokatif, seperti menyuarakan ketidakpuasan terhadap program ini, diharapkan tidak terus berlanjut. Hal ini hanya akan membingungkan masyarakat dan menciptakan opini yang tidak akurat. Faktanya, kedua program ini memiliki sumber anggaran yang berbeda dan saling melengkapi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat Papua.
Dengan sinergi yang baik antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, diharapkan Papua dapat menjadi contoh sukses dalam penerapan program-program strategis yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Program MBG dan pendidikan gratis adalah langkah konkret menuju masa depan yang lebih cerah bagi generasi Papua.