Pabrik Biogas Pertama di Papua Selatan Segera Beroperasi, TSE Group Targetkan Net Zero Emissions 2050

Kabaroman.com – Sebagai produsen minyak kelapa sawit (CPO) terbesar di dunia, Indonesia terus memperluas pemanfaatan teknologi biogas untuk mengurangi emisi karbon. Kali ini, Tunas Sawa Erma (TSE) Group , perusahaan berbasis kelapa sawit, membangun pabrik biogas pertama di Papua Selatan, tepatnya di Kabupaten Boven Digoel. Proyek ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi bersih dan target Net Zero Emissions pada 2050.

Pabrik biogas ini dibangun dengan total investasi US$3,6 juta dan memanfaatkan limbah cair kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent /POME) sebagai bahan baku energi terbarukan. Dua tangki biogas berkapasitas 7.800 meter kubik mampu menghasilkan listrik sebesar 2 MW , yang akan digunakan untuk operasional Palm Kernel Crushing Plant dan kegiatan lainnya.

Direktur TSE Group, Luwy Leunufna , menjelaskan bahwa penggunaan biogas tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon. “Dengan beroperasinya pabrik biogas ini, estimasi pengurangan emisi mencapai 60.708 ton CO₂ per tahun dibandingkan jika tidak ada fasilitas ini,” ujarnya.

Proyek ini sejalan dengan ratifikasi Perjanjian Paris oleh Indonesia, yang mengharuskan negara-negara menekan kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celsius. Luwy menegaskan bahwa TSE Group berupaya memenuhi target Nationally Determined Contributions (NDC) melalui inovasi seperti biogas, penggunaan alat berat listrik (EV ), serta transisi dari B30 ke B40/B50 sesuai kebijakan pemerintah.

“Kami juga tengah mengembangkan Biogas Power Plant yang terintegrasi dengan BioCNG dan membangun panel surya. Semua ini dilakukan untuk mencapai emisi netral atau net zero ,” tambahnya.

Selain ramah lingkungan, pabrik biogas ini diharapkan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Listrik yang dihasilkan akan mendukung operasional perusahaan, sementara limbah sawit yang selama ini menjadi masalah lingkungan kini dialihkan menjadi sumber energi berkelanjutan.

Luwy menyebut bahwa proyek ini adalah langkah awal dari rencana besar TSE Group. Ke depan, perusahaan akan membangun pabrik biogas di lima lokasi lainnya secara bertahap, sesuai dengan roadmap pengurangan emisi yang telah ditetapkan.

Pabrik biogas di Boven Digoel akan segera diresmikan dalam waktu dekat. Proyek ini menjadi bukti bahwa Papua tidak hanya kaya sumber daya alam, tetapi juga mampu menjadi pelopor dalam pengembangan energi hijau.

Dengan inisiatif ini, TSE Group berharap dapat menginspirasi perusahaan-perusahaan lain di Papua untuk mengadopsi teknologi ramah lingkungan. “Kami ingin menunjukkan bahwa operasi perkebunan sawit bisa berjalan berkelanjutan tanpa merusak alam,” tegas Luwy.

Pembangunan pabrik biogas ini juga membuka peluang lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal, sekaligus mendukung ketahanan energi nasional. Diharapkan, proyek ini menjadi contoh konkret bagaimana industri kelapa sawit di Indonesia bisa berkontribusi pada tujuan global mengurangi dampak perubahan iklim.

Melalui komitmen TSE Group, Papua Selatan kini memiliki infrastruktur energi terbarukan yang mampu menopang aktivitas industri sambil menjaga kelestarian lingkungan. Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah Indonesia untuk memperkuat peran energi bersih dalam bauran energi nasional.

Dengan sinergi antara sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan Papua dapat menjadi pusat inovasi energi hijau di masa depan. Proyek ini tidak hanya mengurangi jejak karbon tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui akses energi yang lebih berkelanjutan.

Pos terkait