Kabaroman.com – Sebagai bagian dari upaya melestarikan warisan geografis yang kaya akan situs bersejarah, Provinsi Al Dakhiliyah di Oman meluncurkan serangkaian proyek yang berfokus pada pengembangan dan pemulihan situs arkeologi. Proyek-proyek ini dirancang untuk membuka peluang baru yang mendukung identitas nasional serta memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat. Selain itu, inisiatif ini bertujuan menjadikan Al Dakhiliyah sebagai destinasi menarik bagi investor dan wisatawan.
Sheikh Hilal Said Al Hajri, Gubernur Al Dakhiliyah, menegaskan bahwa provinsi tersebut berupaya membangun fondasi kuat bagi ekonomi berbasis pengetahuan untuk mendorong pembangunan berkelanjutan. Tujuannya adalah menjadikan Al Dakhiliyah sebagai pusat budaya dan perdagangan yang vital di masa depan. Ia menjelaskan bahwa investasi dalam warisan budaya tidak hanya memperkuat identitas nasional tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan yang mencerminkan aspirasi masyarakat dan meningkatkan daya saing dalam era ekonomi berbasis pengetahuan.
Gubernur juga menyoroti pentingnya melibatkan masyarakat lokal dalam proses restorasi dan operasional. Hal ini, menurutnya, dapat menciptakan peluang kerja baru yang mendukung ekonomi berbasis pengetahuan. Dalam wawancara dengan Oman News Agency, ia menyebutkan bahwa provinsi ini sangat memprioritaskan keunggulan komparatifnya, terutama sejarahnya yang kaya. Saat ini, Al Dakhiliyah telah meluncurkan proyek-proyek untuk menghidupkan kembali situs warisan melalui restorasi dan pengembangan situs arkeologi, dengan total anggaran lebih dari OMR3,78 juta.
Ia menambahkan bahwa Al Dakhiliyah bekerja sama dengan otoritas terkait untuk memastikan proyek-proyek ini dilaksanakan sesuai standar ketat yang menjaga karakter arkeologi situs, sambil memastikan keberlanjutan jangka panjangnya. Upaya ini selaras dengan rencana nasional untuk mengembangkan ekonomi negara, karena proyek-proyek ini berkontribusi pada penguatan ekonomi berbasis pengetahuan melalui penyediaan fasilitas dan layanan pariwisata modern.
Gubernur menjelaskan bahwa proyek-proyek pengembangan dan rehabilitasi situs arkeologi di provinsi ini telah berhasil meningkatkan jumlah pengunjung secara signifikan. Pada tahun 2023, jumlah pengunjung ke kastil dan benteng di Al Dakhiliyah mencapai 312.200 orang, dan pada tahun 2024 angka tersebut meningkat menjadi lebih dari 415.000, mencatat pertumbuhan sebesar 33 persen. Ini menunjukkan dampak positif dari upaya restorasi terhadap industri pariwisata lokal.
Di antara proyek-proyek yang sedang dikerjakan adalah rehabilitasi dan pengembangan Pasar Bahla serta proyek pengembangan pintu masuk ke Jabreen dan Basya, yang saat ini telah mencapai tingkat penyelesaian sekitar 5 persen. Proyek pengembangan pintu masuk Jabreen bertujuan untuk meningkatkan akses ke Benteng Jabreen, salah satu landmark sejarah paling terkenal di Oman. Pengembangan ini mencakup berbagai elemen, seperti penambahan ruang parkir untuk menampung lebih banyak pengunjung.
Selain itu, Al Dakhiliyah juga turut berpartisipasi dalam proyek pembaruan perkotaan di Provinsi Al Hamra melalui inisiatif “Pembaruan Lingkungan Tua Al Hamra.” Proyek ini menggabungkan sejarah provinsi dengan kebutuhan ekonomi modern, berkontribusi pada pelestarian warisan arsitektur unik Oman. Lingkungan tua ini diharapkan menjadi model untuk pembaruan perkotaan yang berkelanjutan.
Sebuah kontrak juga telah ditandatangani untuk melaksanakan proyek pengembangan lingkungan Misfat Al Abriyeen di Al Hamra. Proyek ini mencakup pembangunan jembatan kaca yang menghubungkan pintu masuk ke area lembah, memudahkan akses pengunjung ke atraksi alam di sekitarnya. Selain itu, jalur pejalan kaki aman dengan pegangan tangan akan dibangun untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan publik. Jalur tersebut akan dipaving dan dilengkapi dengan pencahayaan bergaya warisan untuk menambah sentuhan estetika pada lingkungan tersebut.
Gubernur juga melaporkan kemajuan pesat pada dua proyek infrastruktur utama: proyek paving lingkungan Al-Aqar dan proyek pemulihan dinding Al-Aqar. Saat ini, progres kedua proyek tersebut telah mencapai 20 persen dan 60 persen. Kedua proyek ini bertujuan untuk menghidupkan kembali situs-situs sejarah, meningkatkan pengalaman pengunjung, serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk investasi di sektor pariwisata dan budaya.