Oleh: Aprianna (Komunitas IBM Muscat, Oman)
Kabaroman.com – Setiap tanggal 10 November, Indonesia secara serentak mengheningkan cipta. Ini adalah hari untuk mengenang Pertempuran Surabaya 1945, sebuah narasi agung tentang rakyat yang bersatu melawan ultimatum dan persenjataan superior.
Para pahlawan kita kala itu tidak peduli dari suku mana kawan di sebelahnya berasal, atau apa keyakinan yang dianutnya; yang mereka tahu hanyalah satu: kedaulatan bangsa harus dipertahankan.
Kini, Indonesia telah merdeka, namun medan perjuangan tidak pernah sepi. Di era modern ini, musuh terbesar bukanlah lagi penjajahan dengan eksploitasi, melainkan benih-benih radikalisme yang mengaku dalam pikiran dan memecah belah persatuan.
Warisan Pahlawan yang Dicederai
Para pendahulu bangsa berjuang hingga titik penghabisan darah untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di atas pondasi yang bernama Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Mereka menyadari, keindahan Indonesia terletak pada mozaik budayanya, bukan pada keseragaman yang dipaksakan.
Namun, gerakan radikalisme dan ekstremisme intoleran hadir sebagai virus yang merusak warisan luhur ini. Mereka menawarkan pemahaman yang sempit, menolak perbedaan, dan mencoba mengganti ideologi negara yang telah final dengan janji-janji utopis yang memecah belah.
Pahlawan Berjuang untuk Semua: Bung Tomo, Jenderal Sudirman, dan para pejuang lainnya tidak pernah bertanya, “Apakah kamu sama denganku?” sebelum berjuang bersama. Semangat 10 November adalah tentang solidaritas tanpa syarat demi satu identitas: Indonesia.
Radikalisme Merusak Persatuan: Paham radikal, dengan mengatasnamakan kebenaran tunggal, justru meruntuhkan jembatan persaudaraan yang telah dibangun dengan darah dan air mata para pahlawan.
Mengingat jasa pahlawan adalah wajib, tetapi meneladani semangatnya untuk menjaga persatuan adalah kemutlakan.
Menghidupkan Kembali “Cinta Tanah Air” Sejati
Hari Pahlawan harus kita maknai sebagai komitmen ulang untuk memupuk Cinta Tanah Air yang inklusif dan kokoh, sehingga menjadi benteng pertahanan paling ampuh melawan radikalisme.
- Mencintai Keberagaman adalah Patriotisme. Cinta Tanah Air yang sejati berarti menerima Indonesia apa adanya: sebagai negara yang terdiri dari ribuan pulau, ratusan suku, dan enam agama resmi. Melawan radikalisme adalah dengan merayakan keberagaman dan memastikan setiap warga negara merasa setara dan memiliki ruang di Ibu Pertiwi.
- Memperkuat Literasi dan Akal Sehat. Radikalisme seringkali menyebar melalui propaganda digital dan pemahaman terhadap ajaran. Kepahlawanan masa kini adalah berani berpikir kritis dan memperdalam ilmu pengetahuan. Literasi yang kuat menjauhkan kita dari jebakan narasi kebencian dan doktrin ekstrem. Pahlawan adalah mereka yang berjuang mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan membodohi dan memecah belahnya.
- Merajut Kembali Gotong Royong. Semangat gotong royong —saling membantu tanpa melihat latar belakang—adalah inti dari nilai-nilai ke-Indonesia-an. Menjaga persatuan berarti terlibat aktif dalam komunitas, menyelesaikan masalah bersama, dan tidak membiarkan kebencian atau intoleransi tumbuh subur di lingkungan kita.
Pahlawan Kontemporer: Menjaga Ideologi Kedaulatan
Pertempuran 10 November 1945 adalah perjuangan fisik melawan penjajahan teritorial. Perjuangan hari ini adalah perjuangan ideologis melawan pikiran penjajahan. Maka, jadilah pahlawan kontemporer dengan:
- Menolak Intoleransi: Jauhkan diri dari kelompok yang menyebarkan kebencian, mengafirkan sesama, atau ingin memaksakan kehendak tunggal.
- Mempertahankan Pancasila: Jadikan Pancasila sebagai filter utama dalam setiap pemikiran dan tindakan. Kelima sila tersebut adalah hasil konteks terbaik bagi pendiri bangsa yang mengakomodasi seluruh elemen masyarakat.
- Menyebarkan Kedamaian: Gunakan media sosial dan ruang publik untuk menyuarakan pesan perdamaian, moderasi, dan persatuan, alih-alih ikut memviralkan konten yang memecah belah.
Jutaan nyawa pahlawan telah dikorbankan agar kita bisa hidup berdampingan dalam damai di bawah panji Merah Putih. Mari kita jawab pengorbanannya dengan satu janji: kita akan menjaga Indonesia, merawat kebhinekaannya, dan memastikan api radikalisme tidak akan pernah membakar rumah yang didirikan oleh para pahlawan.
Selamat Hari Pahlawan! Kobarkan semangat persatuan, padamkan kebencian.






