Kabaroman.com – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi meluncurkan bank emas atau bullion bank , sebuah inisiatif strategis yang diproyeksikan akan memperkuat ekosistem hilirisasi emas di Indonesia. Menteri BUMN, Erick Thohir , menyatakan bahwa kehadiran bank emas tidak hanya memberikan manfaat besar bagi negara dan masyarakat, tetapi juga berpotensi menciptakan hingga 800 ribu lapangan kerja baru serta meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar Rp245 triliun .
“Kehadiran Bank Emas akan semakin menguatkan ekosistem hilirisasi emas di Indonesia dan memberikan manfaat signifikan bagi negara dan masyarakat,” ujar Erick.
Melalui bank emas, masyarakat dapat melakukan berbagai transaksi terkait emas, seperti penitipan emas, perdagangan emas, simpanan emas, hingga pembiayaan berbasis emas. Layanan ini diharapkan dapat meningkatkan inklusi keuangan serta memberdayakan masyarakat dalam memanfaatkan aset emas sebagai instrumen investasi dan pembiayaan.
Saat ini, dua BUMN telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menyelenggarakan kegiatan bullion bank , yakni Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia (BSI) . Keduanya akan menjadi pelopor dalam pengembangan bank emas di Indonesia.
“Dari sisi ekonomi, Bank Emas berpotensi meningkatkan PDB Indonesia sebesar Rp245 triliun, serta berpotensi menciptakan sekitar 800 ribu lapangan kerja baru. BUMN melalui Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia menjadi pelopor Bank Emas di Indonesia yang akan segera diresmikan oleh Bapak Presiden Prabowo,” jelas Erick.
Peluncuran bank emas ini merupakan langkah strategis dalam upaya meningkatkan nilai tambah industri pertambangan emas di Indonesia. Dengan adanya hilirisasi, emas yang sebelumnya hanya diekspor dalam bentuk bahan mentah (raw material), kini dapat diolah lebih lanjut di dalam negeri sehingga memberikan dampak ekonomi yang lebih besar.
Selain itu, penciptaan 800 ribu lapangan kerja baru diharapkan dapat membantu menyerap tenaga kerja lokal, terutama di daerah-daerah penghasil emas seperti Papua, Sulawesi, dan Kalimantan. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mempercepat pembangunan ekonomi di wilayah tertinggal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai pelopor bank emas, Pegadaian dan BSI akan memainkan peran penting dalam mengembangkan ekosistem ini. Pegadaian, yang sudah memiliki pengalaman panjang dalam layanan gadai emas, akan memperluas portofolio layanannya dengan menyediakan solusi penyimpanan dan pembiayaan emas. Sementara itu, BSI akan mengintegrasikan layanan bank emas ke dalam sistem perbankan syariah, sehingga dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas, termasuk mereka yang membutuhkan produk keuangan berbasis syariah.
Peluncuran bank emas ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam transformasi ekonomi Indonesia. Selain meningkatkan kontribusi sektor pertambangan terhadap PDB nasional, bank emas juga akan mendorong partisipasi masyarakat dalam ekonomi formal melalui akses yang lebih mudah terhadap layanan keuangan berbasis emas.