Kabaroman.com – Di wilayah yang sering dibayangi konflik dan isolasi, kisah hebat tentang belas kasih dan ketahanan terungkap di Pasar Tumpah Beoga, Kabupaten Puncak. Dua kali seminggu setiap Selasa dan Jumat, prajurit TNI dari Satgas Yonif 732/Banau di Posko Beoga diam-diam berubah dari penjaga keamanan menjadi pejuang ekonomi lokal dengan membeli hasil pertanian langsung dari petani Papua. Jumat, 13 Juni 2025.
Bertugas mengamankan wilayah dari ancaman yang ditimbulkan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), para prajurit ini juga menjembatani kesenjangan ekonomi. Kehadiran mereka yang proaktif di pasar tidak hanya meningkatkan moral penduduk tetapi juga mengatasi salah satu tantangan yang paling mendesak: ketidakmampuan petani lokal, khususnya ibu-ibu Papua, untuk menjual hasil panen mereka karena masalah keamanan dan kurangnya infrastruktur.
“Kami sangat berterima kasih kepada TNI. Kemauan mereka untuk membeli hasil panen kami telah membangkitkan semangat kami. Di sini, jauh dari segalanya, dukungan mereka sangat berarti,” ungkap seorang wanita setempat, wajahnya berseri-seri karena lega dan bersyukur.
Inisiatif yang menyentuh hati ini merupakan gagasan dari Letnan Kolonel Inf Muhammad Nurul Chabibi, SH, Komandan Satgas Yonif 732/Banau. Ia menegaskan peran ganda para prajurit: tidak hanya sebagai pelindung, tetapi juga sebagai mitra dalam kemajuan.
“Tugas kami tidak berhenti pada masalah keamanan. Kami berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua. Membeli hasil panen mereka hanyalah salah satu cara kami menunjukkan komitmen itu,” ungkapnya.
Mendukung inisiatif akar rumput ini adalah Mayor Jenderal TNI Lucky Avianto, Komandan Koops Habema, yang memandang program ini sebagai model keterlibatan militer yang responsif:
“Upaya ini merupakan contoh nyata dari misi TNI untuk menjadi sumber harapan dan persatuan. Kami hadir bukan hanya untuk mengawal, tetapi untuk tumbuh bersama masyarakat Papua. Bersama-sama, kita dapat membentuk masa depan yang damai dan sejahtera,” katanya.
Di saat ketakutan dan kesulitan sering mendominasi narasi di Papua, para prajurit Yonif 732/Banau menebar harapan yang berbeda. Pembelian yang mereka lakukan secara konsisten bukan sekadar transaksi ekonomi; itu adalah tindakan solidaritas, yang terjalin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang bersyukur.
Setiap kantong sayur-sayuran, setiap ikat pisang, setiap jabat tangan hangat, semuanya merupakan senjata perdamaian yang baru.
Sebab terkadang, pembangunan bangsa tidak dimulai dengan pidato, tetapi dengan segenggam hasil bumi segar yang dibeli dengan sepenuh hati.