Kabaroman.com – Direktorat Jenderal Pertanian, Perikanan, dan Sumber Daya Air di Gubernuran Dhofar sedang memantau pelaksanaan fase pertama proyek budidaya jahe di Wilayat Rakhyut dan Dhalkut, dengan bantuan dari Dana Pengembangan Pertanian dan Perikanan.
Fase pertama budidaya jahe oleh 30 petani dimulai pada Juni 2024 di area seluas sekitar 3 acre, dengan hasil panen yang diperkirakan mencapai antara 20 hingga 30 ton.
Direktur Departemen Pengembangan Pertanian di Direktorat Jenderal Kekayaan Pertanian, Perikanan, dan Sumber Daya Air di Dhofar menjelaskan bahwa musim pertama budidaya jahe di gubernuran ini dimulai pertengahan Juni dan akan berlangsung selama 8 hingga 9 bulan, hingga panen yang dijadwalkan pada Februari 2025.
Ia menambahkan bahwa proyek ini, dalam fase pertamanya di Wilayat Rakhyut dan Dhalkut, juga menyediakan dukungan teknis dan panduan bagi petani untuk persiapan lahan, pemasangan sistem irigasi modern, serta pemantauan dari awal penanaman hingga waktu panen. Proyek ini dilaksanakan setelah keberhasilan proyek budidaya kunyit di Gubernuran Dhofar, yang kini sudah berjalan selama tiga tahun berturut-turut.
Tim manajemen proyek akan berfokus pada promosi produk jahe kepada sektor swasta untuk membelinya dan memasarkan di masa depan, serta menjelaskan bahwa direktorat juga mendistribusikan umbi jahe bersubsidi kepada para petani.
Proyek ini bertujuan untuk memotivasi dan mendorong petani untuk membudidayakan jahe di pegunungan Dhofar, mengingat jahe merupakan tanaman dengan nilai ekonomi yang tinggi serta manfaat kesehatan dan nutrisi. Permintaan terhadap jahe terus meningkat baik secara lokal maupun global.