Kabaroman.com – Fakta sejarah yang tidak terbantahkan menunjukkan bahwa Papua, yang dikenal sebagai Irian Barat pada masanya, telah menjadi bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak 1 Mei 1963.
Peringatan ini menjadi momen penting yang menandai kembalinya Papua ke pangkuan NKRI, sebuah fakta yang tidak dapat diputarbalikkan. Mantan Walikota Jayapura, Benhur Tommy Mano, menekankan pentingnya mengingat dan merayakan tanggal bersejarah ini untuk menjaga kesadaran masyarakat akan fakta sejarah yang mendasari keutuhan Papua dalam NKRI.
Tommy Mano mengungkapkan harapannya agar sejarah kembalinya Papua dapat disosialisasikan secara luas kepada masyarakat, terutama generasi muda. Dia berpendapat bahwa pengetahuan tentang fakta sejarah ini sangat penting agar generasi muda tidak terpengaruh oleh ide-ide yang bisa merongrong kesatuan bangsa. Dengan memahami sejarah, generasi muda diharapkan dapat berkontribusi dalam membangun Papua ke depan, memperkuat identitas dan rasa kebangsaan mereka.
Lebih lanjut, mantan Wali Kota itu menekankan bahwa pemahaman mendalam tentang peringatan 1 Mei 1963 dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Papua. Ia mengajak masyarakat untuk memanfaatkan momentum ini untuk memperbaiki berbagai sektor, seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan ekonomi. Dengan meningkatkan SDM, diharapkan Papua dapat berkembang dan berkontribusi positif terhadap pembangunan nasional.
Pentingnya menyosialisasikan wawasan kebangsaan kepada generasi muda juga menjadi sorotan. Dengan mengenal nilai-nilai perjuangan pendahulu, generasi muda dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang arti kemerdekaan dan persatuan.
Edukasi wawasan kebangsaan melalui empat pilar—Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI—diharapkan dapat membekali generasi muda dengan pengetahuan yang mumpuni untuk mengisi kemerdekaan bangsa.
Papua telah secara de facto dan de jure menjadi bagian tak terpisahkan dari NKRI sejak 1 Mei 1963. Sejarah mencatat bahwa komitmen yang kuat dari para pejuang asli Papua saat itu telah menegaskan kembali integrasi wilayah ini ke dalam bingkai NKRI.
Ondoafi Besar, Abisai Rollo, juga menekankan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban di Papua untuk memastikan kehidupan masyarakat tetap kondusif.
Dalam konteks ini, Koordinator Forum Komunikasi Komponen Merah Putih Papua, Yonas Alfons Nussi, menegaskan bahwa Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) yang dilakukan pada tahun 1969 adalah keputusan final yang mengikat.
Ia mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga stabilitas dan keamanan di Papua agar tidak terjadi gerakan-gerakan yang dapat merusak kehidupan sosial masyarakat. Dengan demikian, kesatuan dan persatuan di Papua dapat terus terjaga demi kemajuan bangsa dan negara.