Hal itu disampaikan Ibas saat kunjungan kerja bersama Grup Kerjasama Bilateral Indonesia (GKSB) DPR RI ke Uzbekistan pada 11-14 September 2024. Dalam kunjungannya tersebut, Ibas bertemu dengan parlemen Uzbekistan di Tashkent untuk membahas potensi kerja sama antara kedua negara.

“Kami percaya pemerintahan baru ini akan fokus pada pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan, serta menjaga lingkungan yang sehat, cerdas, dan sejahtera untuk generasi masa depan,” ujar Ibas .
Dalam pertemuan tersebut, Ibas menekankan bahwa Uzbekistan adalah mitra strategis penting bagi Indonesia, terutama dengan cadangan besar gas alam, minyak bumi, dan batu bara yang dimiliki negara tersebut. Selain itu, kawasan Asia Tengah, termasuk Uzbekistan, dinilai memiliki potensi besar terkait sumber daya alam dan terletak di posisi geografis strategis.
“Secara sejarah, wilayah ini dikenal sebagai jantung Jalur Sutra, dan Uzbekistan memainkan peran penting dalam memperkuat integrasi kawasan,” jelas Ibas. Ia juga memuji kepemimpinan Uzbekistan yang telah memulai banyak proyek untuk meningkatkan konektivitas wilayah dan inisiatif trans-regional, yang berkontribusi pada stabilitas dan perkembangan kawasan.
Ibas menjelaskan bahwa Indonesia, dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa, adalah negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN dan keempat terbanyak penduduknya di dunia. Indonesia memiliki pasar konsumen yang strategis dan terus menunjukkan pertumbuhan signifikan, terutama dengan diproyeksikan bertambahnya 75 juta orang ke kelas menengah pada 2030.
“Pada akhir dekade ini, Indonesia diprediksi melampaui Rusia dan Jepang dalam hal potensi pasar, hanya tertinggal dari Cina, India, dan Amerika Serikat,” tegas Ibas.
Ia menambahkan bahwa pemerintah Indonesia akan terus menciptakan lapangan kerja, meningkatkan arus perdagangan, dan mendorong investasi asing langsung (FDI) untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat.