Kabaroman.com – Oktober 2025, satu tahun sudah Presiden Prabowo Subianto memimpin. Bagaimana kabar perputaran uang dan penanaman modal di Indonesia? Jawabannya: sangat aktif dan penuh gebrakan .
Pemerintahan baru ini, dengan Kabinet Merah Putih, benar-benar menjadikan investasi sebagai mesin utama penggerak perekonomian. Mereka tidak hanya mengejar angka, tapi juga jenis investasi yang “pintar” dan “hijau”.
Mengejar Target Rp 1.905 Triliun: Bukan Sekadar Angka!
Sejak awal, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, sudah memasang target tinggi. Untuk tahun 2025, target realisasi investasi adalah Rp 1.905,6 triliun —angka yang ambisius!
Syukurnya, hingga Triwulan III 2025, rapor investasi Indonesia terlihat cemerlang. Realisasinya sudah mendekati target, dengan Triwulan III sendiri menyumbangkan hampir Rp 500 triliun
Yang menarik, kenaikan ini didominasi oleh PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) . Ini pertanda bagus, Artinya, pengusaha kita sendiri semakin percaya diri untuk berinvestasi di Tanah Air. Selain itu, di tengah gejolak ekonomi global, investasi kita pada Kuartal I 2025 masih mampu tumbuh dengan kencang hingga 15,9% . Fundamen ekonomi kita terbukti tangguh!
Dua Fokus Jitu: Hilirisasi dan Energi Masa Depan
Arah investasi di era ini sangat jelas: stop ekspor bahan mentah, mari olah di dalam negeri! Inilah yang disebut Hilirisasi Industri .
- Dari Tambang ke Produk Jadi
Pemerintah terus mengawal investasi di sektor pengolahan, terutama untuk mineral kritis seperti nikel dan bauksit. Bukan hanya membangun pabrik peleburan (smelter), tetapi juga mendorong industri yang menciptakan produk hilir dengan nilai jual jauh lebih tinggi. Langkah ini secara masif menciptakan lapangan kerja berkualitas dan memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global.
Tapi hilirisasi tak berhenti di tambang. Ada upaya gencar untuk mencapai swasembada pangan dan energi, misalnya melalui investasi besar-besaran untuk pabrik gula dan bioetanol , serta pengembangan budidaya ikan nila skala industri.
- Tancap Gas ke Ekonomi Hijau 🌿
Isu investasi berkelanjutan atau Ekonomi Hijau menjadi primadona. Pada Oktober 2025, Indonesia sukses menggelar Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025) yang menghasilkan komitmen investasi hijau hingga ratusan triliun rupiah.
Dana segar ini akan dipakai untuk proyek-proyek masa depan, seperti pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) , pembangunan Green Hydrogen berbasis panas bumi, hingga proyek pengolahan sampah menjadi energi ( Waste-to- Energy ). Komitmen ini diperkuat dengan diluncurkannya Danantara , lembaga pengelola investasi yang fokus pada proyek-proyek berkelanjutan.
Jurus Diplomasi “Jemput Bola”
Presiden Prabowo tak menunggu di Jakarta. Serangkaian kunjungan ke luar negeri (Tiongkok, Amerika Serikat, Eropa, hingga Expo 2025 Osaka) adalah bukti nyata jurus diplomasi jemput bola .
Hasilnya? Komitmen investasi yang dibawa pulang mencapai puluhan miliar Dolar AS. Kunjungan ini bukan sekadar foto bersama, tetapi juga tindak lanjut cepat untuk menarik modal asing masuk ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah disiapkan pemerintah.
Intinya, di tahun pertama ini, iklim investasi di Indonesia terasa lebih bersemangat, terarah, dan fokus pada penciptaan nilai tambah jangka panjang. Meskipun tantangan global (seperti suku bunga tinggi dan isu geopolitik) masih membayangi, fondasi kebijakan yang kokoh diharapkan mampu menangkis gejolak dan membawa Indonesia mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. (Tria Haidar, wartawan senior)