Kisah Heroik Suster Wiji: Menembus Longsor Demi Nyawa Pasien di Pelosok Papua

Kabaroman.com – Sebuah kisah inspiratif tentang dedikasi tanpa batas datang dari pelosok Papua, tempat seorang perawat puskesmas bernama Wiji Rahayu rela mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan pasiennya. Pada hari Sabtu lalu (5/7), Suster Wiji, panggilan akrabnya, menunjukkan ketangguhan luar biasa saat melakukan evakuasi darurat seorang anak berusia 5 tahun yang menderita malaria berat disertai kejang-kejang. Kondisi medis yang serius ini memerlukan penanganan segera di fasilitas kesehatan yang lebih memadai, namun tantangan alam menghadang.

Perjalanan merujuk pasien bukanlah perkara mudah. Jalan yang menghubungkan Puskesmas Waris dengan pusat rujukan tertutup total oleh material longsor. Situasi ini membuat akses kendaraan roda empat mustahil dilalui. Tidak kehilangan akal, Suster Wiji langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat untuk meminta bantuan. Meskipun dengan keterbatasan alat, semangat kemanusiaan mengalahkan segala hambatan.

Dengan tekad baja, Suster Wiji Rahayu memutuskan untuk menembus medan terjal tersebut dengan berjalan kaki. Anak yang terus-menerus kejang itu digendongnya erat, melintasi jalur yang licin, berlumpur, dan bahkan berbatu tajam. Dalam sebuah postingan yang sempat viral di media sosial, akun-akun seperti @SahabatPerawat dan @PeduliPapua mengunggah foto-foto Suster Wiji yang tampak kelelahan, dengan noda lumpur di seragamnya dan bahkan sedikit darah terlihat di kakinya akibat tergores bebatuan. “Ia tak peduli rasa sakit, yang ada hanya keselamatan sang pasien,” tulis salah satu caption yang dibagikan ribuan kali, memicu gelombang simpati dan pujian dari warganet.

Meski kondisi fisiknya sendiri mulai terkuras, Suster Wiji tetap fokus pada satu tujuan: memastikan pasien ciliknya tiba di rumah sakit dengan selamat. Ia terus memberikan dukungan moral kepada anak dan keluarganya sepanjang perjalanan yang melelahkan itu. “Setiap kejang yang dialami pasien adalah cambuk bagi saya untuk bergerak lebih cepat,” tutur Suster Wiji, seperti dikutip dari laporan salah satu media lokal yang meliput kisah ini.

Berkat perjuangan tak kenal lelah Suster Wiji dan dukungan cepat dari kepolisian, pasien akhirnya tiba di tempat rujukan. Setibanya di sana, tim medis segera memberikan penanganan intensif, dan kondisi anak tersebut dilaporkan berangsur membaik. Suster Wiji Rahayu mengungkapkan rasa syukurnya yang mendalam atas keberhasilan misi kemanusiaan ini. “Ini bukan tentang saya, ini tentang nyawa. Saya hanya melakukan tugas saya sebagai perawat,” ujarnya merendah.

Kisah Suster Wiji Rahayu menjadi pengingat betapa berharganya peran tenaga medis di daerah terpencil. Mereka adalah garda terdepan yang sering kali harus berjuang melawan keterbatasan infrastruktur dan tantangan alam demi memastikan kesehatan masyarakat. Kisah heroiknya ini patut diacungi jempol dan menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Pos terkait