Langkah Menuju Masa Depan yang Lebih Sehat, Skrining Pra-Nikah Wajib Mulai 2026

Kabaroman.com – Pada tahun 1999, Oman menerapkan skrining pra-nikah secara sukarela untuk mengendalikan penyakit genetik dan menciptakan masyarakat yang lebih sehat. Mulai 2026, pemeriksaan ini akan menjadi kewajiban bagi pasangan yang akan menikah di negara tersebut. The Observer berbincang dengan para dokter untuk menjelaskan hal ini dan mengurangi skeptisisme yang ada di sebagian masyarakat.

Dr. Jamila al Abri, seorang konsultan medis dan Direktur Departemen Kesehatan Wanita dan Anak di Kementerian Kesehatan, mengatakan bahwa pemeriksaan medis pra-nikah sangat penting untuk mengurangi penyebaran penyakit anemia sel sabit dan talasemia, yang merupakan beberapa penyakit genetik paling umum di Oman. Menurut survei, prevalensi penyakit darah keturunan di Oman mencapai 9,5 persen, angka yang cukup tinggi dan menghambat kehidupan individu serta keluarganya.

“Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa pemeriksaan medis pra-nikah tidak dianggap sebagai hambatan, melainkan sebagai kesempatan untuk memastikan kesehatan generasi masa depan,” ujar al Abri. Ia juga menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran di kalangan kaum muda mengenai manfaat pemeriksaan ini, serta memberikan mereka nasihat yang diperlukan untuk menghadapi hasilnya.

Menurut al Abri, pasien dengan penyakit ini sering kali harus menjalani rawat inap berulang dan transfusi darah secara berkala. Tantangan ini memberikan tekanan psikologis dan ekonomi yang berat bagi keluarga, sehingga pemeriksaan pra-nikah menjadi langkah penting untuk mengurangi beban tersebut.

Dr. Saleh al Hanai, seorang dokter senior, menambahkan bahwa skrining tidak hanya untuk mendeteksi penyakit, tetapi juga untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat dalam jangka panjang. Pemeriksaan ini tersedia di pusat kesehatan Kementerian Kesehatan, yang memudahkan warga untuk mendapatkan perawatan pencegahan yang diperlukan.

Meski memiliki manfaat kesehatan yang jelas, beberapa warga mengungkapkan adanya stigma sosial terkait hasil pemeriksaan pra-nikah. Beberapa khawatir bahwa hasil tersebut dapat menurunkan peluang pernikahan atau menimbulkan kecemasan di antara pasangan. Mohammed bin Salem A, seorang warga, mengatakan: “Pemeriksaan medis pra-nikah adalah langkah yang sangat penting, terutama jika ada riwayat penyakit genetik dalam keluarga. Namun, beberapa orang mungkin merasa tertekan atau ditolak sosial jika mereka mengetahui bahwa mereka memiliki penyakit genetik.”

Beberapa lainnya berpendapat bahwa pemeriksaan pra-nikah mungkin tidak menjadi solusi terbaik untuk semua kasus. Fatima Lahnaiah menyatakan, “Saya mendukung tes ini, tetapi saya pikir beberapa orang mungkin sulit menerima hasilnya jika ada masalah kesehatan. Mungkin kita perlu fokus pada peningkatan kesadaran tentang bagaimana menghadapi hasil tersebut dan bagaimana menyediakan dukungan psikologis bagi mereka yang akan menikah.”

Suad Al Maamari menambahkan bahwa pemeriksaan ini mungkin tidak diterima oleh sebagian orang. “Awalnya, saya ragu untuk menjalani pemeriksaan pra-nikah, tetapi setelah mengetahui risiko penyakit genetik, saya lebih yakin akan pentingnya pemeriksaan ini. Namun, pemeriksaan ini harus disajikan dengan cara yang mendorong penerimaan hasilnya dan memberi edukasi tentang peluang pengobatan yang tersedia.”

Banyak orang mengungkapkan perlunya mengurangi ketakutan atau kecemasan yang mungkin timbul akibat hasil pemeriksaan. Beberapa pihak percaya bahwa memberikan dukungan psikologis kepada pasangan yang akan menikah dapat membantu mereka menghadapi hasil tes dengan cara yang lebih positif.

Pos terkait