Membangun Lumbung Pangan di Papua, Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

Kabaroman.com – Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menjadikan Papua sebagai salah satu lumbung pangan utama dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional. Rencana ambisius ini merupakan bagian dari visi jangka panjang Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendukung kebutuhan pangan nasional dan bahkan berkontribusi pada kebutuhan pangan dunia.

Papua, dengan kekayaan sumber daya alam dan lahan suburnya, dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai pusat produksi pangan. Pemerintah berfokus pada pengembangan pertanian skala besar, terutama untuk komoditas pokok seperti beras, jagung, dan bahan pangan lainnya. Melalui proyek ini, diharapkan produksi pangan di Papua dapat meningkat secara signifikan dan memenuhi kebutuhan lokal serta nasional.

Salah satu langkah penting dalam mewujudkan lumbung pangan dunia di Papua adalah pembangunan infrastruktur yang mendukung sektor pertanian. Pembangunan jalan, sistem irigasi, serta akses terhadap teknologi pertanian modern menjadi prioritas. Pemerintah berharap dengan adanya infrastruktur yang memadai, aktivitas pertanian di Papua dapat berjalan lebih efisien dan produktif.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan komitmen pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai lumbung pangan dunia. Hal ini disampaikan dalam kunjungan kerjanya selama dua hari, 18-19 Agustus 2024 lalu, di Distrik Wanam, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Dalam kunjungan tersebut, Menteri Amran menyatakan bahwa Merauke diproyeksikan menjadi sumber utama pemenuhan kebutuhan beras nasional dalam dua tahun ke depan.

“Kita optimis dua tahun ke depan swasembada plus dimulai dari sini,” tegas Menteri Amran dengan penuh keyakinan.

Kunjungan ini memiliki dua agenda utama. Pertama, Menteri Amran melakukan evaluasi terhadap perkembangan optimalisasi lahan rawa seluas 40 ribu hektar yang tersebar di enam distrik. Hingga saat ini, lebih dari separuh konstruksi sudah selesai, dengan 6.500 hektar lahan telah diolah dan ditanami. Proses tanam padi akan terus berlanjut seiring dengan rampungnya panen dan pembangunan infrastruktur pertanian seperti saluran irigasi, jembatan, dan jalan.

Agenda kedua adalah meninjau pembangunan jalan sepanjang 135,5 kilometer yang menghubungkan Ilwayab dan Ngguti. Jalan ini merupakan infrastruktur utama dalam program cetak sawah seluas 1 juta hektar di Merauke. Ratusan alat berat terus bekerja untuk menyelesaikan proyek ini dalam tiga bulan ke depan. Menteri Amran juga meninjau saluran air di sepanjang jalan dan menginstruksikan peningkatan lebar serta kedalamannya agar irigasi bisa berjalan lebih optimal.

“Ini kita desain sebagai long storage untuk mengairi 1 juta hektar sawah yang kita cetak,” jelasnya.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Menteri Amran juga memerintahkan pembuatan plot uji pertanaman padi seluas satu hektar setiap lima kilometer sepanjang jalan. Plot ini akan menjadi bukti bahwa lahan di Merauke sangat cocok untuk produksi padi. Lebih lanjut, optimalisasi lahan di distrik Merauke, Tanah Miring, Semangga, Kurik, Janggebob, dan Malind akan diperluas dari 40 ribu hektar menjadi 100 ribu hektar. Sebanyak 70 ekskavator telah dipindahkan ke daerah tersebut, dengan tambahan 20 combine harvester dan benih yang segera didistribusikan dalam bulan ini.

Menteri Amran memastikan akan terus memantau perkembangan proyek ini secara langsung. “Saya akan ke sini lagi dua minggu dari sekarang, kapan perlu minggu depan, untuk evaluasi kemajuannya,” ujarnya sambil bercanda dengan para pejabat yang hadir, termasuk Staf Khusus Menhan Letjen (Purn) TNI Syafri Syamsudin, Penjabat Gubernur Papua Selatan, Wakasad, Kasum TNI, dan Wakil Bupati Merauke.

 

Pos terkait