Oman Climate Week 2025, Momentum Global untuk Aksi Iklim dan Harapan Baru bagi Keanekaragaman Hayati

Kabaroman.com – Seiring berakhirnya Oman Climate Week, para pejabat, ahli, pembicara, dan peneliti merefleksikan pentingnya acara ini, yang memicu diskusi mendalam tentang berbagai aspek dampak perubahan iklim. Diadakan pada momen krusial dalam percakapan global tentang lingkungan, konferensi ini dipuji sebagai platform yang tepat waktu dan berdampak besar untuk mendorong kolaborasi dan aksi transformasional.

Dalam wawancara eksklusif dengan the Observer , Dr. Hani El Shaer , Direktur Regional IUCN untuk Wilayah Asia Barat, menekankan dampak perubahan iklim terhadap keanekaragaman hayati. “Kita sedang kehilangan keanekaragaman hayati, habitat, dan spesies dengan kecepatan mengkhawatirkan. Ekosistem bergeser, dan ini menjadi ancaman besar bagi keseimbangan planet kita,” katanya. Dr. El Shaer memuji kepemimpinan Oman dalam mengumpulkan para ahli, institusi, pemerintah, dan organisasi internasional untuk membahas langkah-langkah nyata mengatasi perubahan iklim.

“Oman Climate Week adalah salah satu konferensi paling sukses di kawasan ini,” ujarnya, seraya menyoroti perannya dalam meningkatkan kesadaran tentang tantangan lingkungan yang mendesak. Mulai dari badai hingga banjir, hingga kepunahan spesies, Dr. El Shaer menunjuk pada konsekuensi menghancurkan perubahan iklim. Ia mencatat bahwa wilayah Asia Barat saja mengalami 70 kekeringan tahun lalu. Sebagai tanggapan, IUCN fokus pada inisiatif pemulihan ekosistem, reforestasi, peningkatan mata pencaharian, dan pembangunan ketahanan bersama pemerintah, LSM, dan sektor swasta.

Dr. El Shaer memuji langkah proaktif Oman dalam mengatasi perubahan iklim, termasuk tindakan skala besar seperti pemulihan ekosistem, reforestasi, dan memerangi pemutihan karang. Ia menyoroti kerja sama Oman dengan IUCN melalui inisiatif seperti Daftar Hijau (Green List) , yang bertujuan mengakui dan mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati secara efektif. “Saya optimis Oman akan memiliki situs yang dinyatakan masuk Daftar Hijau dalam waktu dekat,” katanya, seraya menambahkan bahwa upaya juga sedang dilakukan untuk melindungi spesies terancam melalui kerangka Daftar Merah (Red List) .

Dr. Earl Goetheer , insinyur kimia dari Belanda yang berbicara tentang teknologi penangkapan karbon, memuji Oman Climate Week atas pendekatannya yang visioner. Menyampaikan pengalamannya, ia mengungkapkan kekaguman terhadap siswa-siswa Oman karena pola pikir inovatif mereka dan komitmen untuk menyelesaikan masalah masa depan.

“Siswa-siswa di Oman berpikir ke depan dan sangat terlibat dalam menemukan solusi untuk masalah-masalah kompleks. Ini adalah bukti investasi negara dalam pendidikan dan pemberdayaan kaum muda,” katanya.

Hannah Woodley dari Kedutaan Besar Inggris memuji acara ini karena panel-panelnya yang beragam, yang mencakup berbagai topik seperti konservasi keanekaragaman hayati, ketahanan iklim, dan pembiayaan iklim. Ia mencatat bahwa diskusi-diskusi tersebut memberikan wawasan berharga tentang saling keterkaitan isu-isu ini dan perlunya pendekatan holistik untuk mengatasinya.

Demikian pula, Ruba Abdelqader Al Zubi , Pemimpin Bidang Iklim, Energi & Lingkungan FCDO Inggris untuk Wilayah Levant, memuji potensi Oman untuk menjadi pemimpin regional dalam aksi iklim. Ia menekankan pentingnya membangun ketahanan dan memastikan pendanaan yang dapat diakses oleh negara-negara rentan di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) untuk mengurangi dampak cuaca ekstrem dan perubahan iklim.

“Lokasi strategis Oman dan komitmennya terhadap keberlanjutan menempatkannya sebagai pemain utama dalam mendorong aksi iklim di kawasan ini,” kata Al Zubi. Ia menyerukan peningkatan kolaborasi antar negara untuk mengembangkan solusi inovatif dan memperluas upaya yang ada untuk secara efektif memerangi perubahan iklim.

Para ahli sepakat bahwa saatnya untuk bertindak adalah sekarang. Dr. El Shaer menekankan perlunya negara-negara dan individu mengadopsi langkah-langkah transformasional untuk mengatasi dampak perubahan iklim. “Ini bukan hanya tantangan bagi pemerintah; ini membutuhkan tindakan kolektif dari semua sektor masyarakat,” katanya.

Oman Climate Week berhasil mengumpulkan para pemangku kepentingan dari berbagai latar belakang untuk berbagi pengetahuan, memamerkan inovasi, dan membangun kemitraan. Acara ini mengingatkan bahwa mengatasi perubahan iklim membutuhkan upaya mendesak, terkoordinasi, dan berkelanjutan di tingkat lokal, regional, dan global.

Seiring berakhirnya Oman Climate Week 2025, peserta pulang dengan optimisme baru dan komitmen bersama untuk menerjemahkan diskusi menjadi tindakan nyata. Dengan kepemimpinan dan inisiatif ambisiusnya, Oman siap memainkan peran penting dalam membentuk masa depan aksi iklim, menginspirasi negara-negara lain untuk mengikuti jejaknya dalam memerangi salah satu tantangan terbesar umat manusia.

Pos terkait