Papua Diprediksi Bebas Malaria pada 2030 dengan Strategi Baru

Kabaroman.com – Papua diprediksi akan berhasil mencapai status bebas malaria pada tahun 2030, berkat penerapan strategi baru yang terbukti efektif dalam menekan kasus malaria. Pada tahun 2023, lebih dari 500 ribu kasus malaria dilaporkan di Papua, dengan prevalensi kasusnya meningkat hingga 92 persen, menjadikannya yang tertinggi di Indonesia.

Dalam sesi sharing di Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2024, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Robby Kayame, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai cara untuk memberantas malaria, mulai dari pencegahan dengan penggunaan kelambu, pengobatan intensif, hingga perbaikan sanitasi. Namun, langkah terbaru yang dinilai sangat efektif adalah program minum obat massal malaria (MOMAL).

Menurut dr. Kayame, dua wilayah percontohan untuk gerakan MOMAL, yaitu Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom, menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan. “Hasilnya sangat menakjubkan. Penurunan kasus malaria di kedua wilayah tersebut mencapai lebih dari 50 persen,” ujar dr. Kayame. Penurunan ini dianggap sebagai langkah signifikan dalam upaya Papua menuju bebas malaria.

Pentingnya pengendalian malaria di Papua juga berkaitan dengan isu kesehatan lainnya, seperti stunting. Ibu-ibu di daerah endemis malaria sering kali mengalami infeksi berulang, yang dapat menyebabkan berat badan lahir rendah pada bayi dan berkontribusi pada tingginya angka stunting. “Meskipun asupan protein melimpah, keberadaan malaria berkontribusi pada masalah gizi ini. Dengan menurunnya angka malaria, diharapkan angka stunting juga akan menurun,” tambah dr. Kayame.

Dengan semua upaya ini, Papua optimis dapat mencapai tujuan bebas malaria pada 2030, memberikan harapan baru bagi kesehatan masyarakat di daerah tersebut.

Pos terkait