Pentingnya Makanan Bergizi Pada Anak Usia Sekolah Untuk Mewujudkan SDM Unggul

Kabaroman.com – Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing menjadi salah satu prioritas utama pemerintah dalam rangka mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Salah satu komponen penting dalam upaya tersebut adalah pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi yang baik. Nutrisi yang memadai sangat berpengaruh pada produktivitas, kesehatan, dan kualitas SDM yang akan menjadi motor penggerak pembangunan di masa depan.

Sayangnya, pembangunan di sektor pangan dan gizi masih menghadapi banyak tantangan. Salah satu masalah yang dihadapi adalah banyaknya anak-anak di Indonesia yang berangkat sekolah tanpa sarapan. Pemerintah mencatat bahwa setiap hari ada sekitar 18 juta anak yang pergi ke sekolah dalam keadaan perut kosong. Kondisi ini tentu berpengaruh pada kemampuan mereka untuk fokus dan belajar dengan baik.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah berencana meluncurkan program makanan bergizi gratis bagi anak-anak sekolah dan ibu hamil. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan dan konsentrasi anak, serta membantu mereka tetap sehat dan segar.

Selain masalah sarapan, masalah gizi di Indonesia juga dapat dilihat dari tingginya prevalensi anemia di kalangan remaja putri dan kurangnya gizi pada calon pengantin serta ibu hamil. Hal ini terkait langsung dengan upaya pencegahan stunting. Ketimbang mengobati stunting, langkah pencegahan jauh lebih penting untuk dilakukan.

Anak-anak di Indonesia saat ini menghadapi triple burden malnutrisi, yaitu kekurangan gizi, kelebihan gizi, dan kekurangan zat gizi mikro. Data menunjukkan bahwa anak sekolah usia 5-12 tahun yang mengalami stunting mencapai 18,7%, wasting atau kurus 11%, obesitas 19,7%, dan anemia 16,3%. Sementara untuk balita, prevalensi underweight mencapai 15,7%, dan prevalensi stunting masih berada di angka 21,5%. Angka stunting ini masih tergolong tinggi menurut standar WHO, yang menargetkan angka penurunan stunting hingga 14% pada tahun 2024.

Tantangan lain yang dihadapi anak sekolah adalah kebiasaan makan yang tidak sehat. Sebanyak 65% anak usia sekolah tidak sarapan sehat, 97,7% anak usia 5-14 tahun kurang mengonsumsi sayur dan buah, dan 54% di antaranya lebih memilih jajanan tidak sehat yang mengandung gula berlebih.

Oleh karena itu, perlu upaya bersama dari berbagai pihak untuk menekan masalah gizi ini. Program makanan bergizi gratis, pendidikan gizi sejak dini, dan pengawasan terhadap pola makan anak-anak perlu digalakkan untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi di masa depan.

Pos terkait