Sebby Sambom Sebut Egianus Kogoya Pengkhianat atas Pembebasan Pilot Susi Air

Kabaroman.com – Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, mengungkapkan kekecewaannya yang mendalam atas pembebasan Pilot Susi Air, Kapten Phillips Mark Mehrtens.

Pembebasan pilot tersebut dilakukan oleh pasukan TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma yang dipimpin oleh Egianus Kogoya. Menurut Sebby, proses pembebasan tersebut dinilai tidak sesuai dengan proposal yang sebelumnya diajukan oleh Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB.

Dalam sebuah pesan suara WhatsApp yang disampaikan pada Sabtu (21/9/2024), Sebby menjelaskan bahwa Egianus Kogoya melakukan komunikasi melalui video call pada 24 Agustus 2024. Dalam perbincangan itu, Egianus meminta agar Sebby bersama tim segera mengeluarkan proposal pembebasan pilot.

Sebby menegaskan bahwa mereka telah mengikuti permintaan tersebut dengan mengirimkan proposal dan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB untuk meminta fasilitasi. Ia juga menyebutkan bahwa Pemerintah Selandia Baru telah menyetujui proposal tersebut dan hanya menunggu tanggapan dari Pemerintah Indonesia.

Sebby menegaskan bahwa hampir semua pihak mendukung proposal tersebut dan bahwa mereka telah membangun jaringan komunikasi dan diplomasi tingkat tinggi melalui berbagai fasilitator di seluruh dunia. Namun, ia merasa terkejut dengan keputusan Egianus dan kelompoknya yang membebaskan pilot tanpa mengikuti prosedur yang disepakati. “Egianus dan kelompoknya mengkhianati Komnas TPNPB yang bekerja keras siang malam,” ujar Sebby.

Lebih lanjut, Sebby menyebut Egianus dan kelompoknya sebagai kelompok pengecut yang menyerahkan pilot kepada TNI-Polri tanpa mengikuti proposal. Ia juga mencurigai bahwa Egianus dan timnya telah menerima suap dari Pemerintah Indonesia dalam proses pembebasan pilot tersebut. “Kami mencurigai mereka menerima uang suap dari Indonesia”.

Di sisi lain, Kepala Operasi Damai Cartenz 2024, Brigjen Faizal Ramadhani, menjelaskan bahwa dalam pembebasan pilot, Egianus dan kelompoknya tidak mengajukan tebusan, tetapi menggunakan sarana kontak seperti makanan. Ia menegaskan bahwa tidak ada gangguan selama proses penjemputan pilot di Kampung Yuguru, Kabupaten Nduga, dan operasi tersebut berjalan aman tanpa penurunan pasukan.

Pos terkait