Kabaroman.com – Kondisi ekonomi dunia dalam beberapa tahun terakhir penuh tantangan. Ketidakpastian ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari konflik Rusia-Ukraina, perang dagang antara Amerika Serikat dan China, pandemi Covid-19, hingga ketegangan di Timur Tengah, serta isu-isu lingkungan seperti pemanasan global dan kerusakan alam. Semua ini turut berdampak pada ekonomi domestik di banyak negara, termasuk Indonesia.
Dalam menghadapi situasi tersebut, pemerintah dan para pemangku kebijakan perlu melakukan berbagai terobosan melalui kebijakan yang visioner untuk menjaga stabilitas ekonomi. Salah satu langkah yang diakui efektif adalah meningkatkan digitalisasi di berbagai sektor, terutama dalam sistem perdagangan yang kini mengandalkan teknologi digital sebagai media untuk memasarkan dan mendistribusikan produk.
Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, digitalisasi menjadi strategi utama yang tidak dapat diabaikan.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang, menekankan bahwa adopsi teknologi canggih, seperti kecerdasan buatan, otomatisasi, dan big data, di sektor industri diharapkan dapat mendorong produktivitas dan efisiensi. “Pengadopsian teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, otomatisasi, dan big data di sektor industri diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi, serta membuka peluang baru bagi industri nasional bersaing di pasar global,” ujarnya.
Pernyataan Agus Gumiwang ini mencerminkan visi pemerintah untuk membangun fondasi ekonomi yang kokoh melalui inovasi digital. Teknologi seperti kecerdasan buatan memungkinkan proses bisnis berjalan lebih cepat dan efektif, sedangkan otomatisasi dapat mengurangi biaya operasional dengan memperkecil ketergantungan pada tenaga kerja manual. Big data, di sisi lain, membantu perusahaan dalam memahami perilaku pasar dan kebutuhan konsumen secara lebih mendalam, sehingga keputusan bisnis dapat diambil dengan lebih akurat.
Digitalisasi memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan sistem perdagangan konvensional. Selain lebih efisien dan mudah diakses, teknologi digital juga memberikan kemudahan bagi konsumen untuk mendapatkan produk yang diinginkan tanpa harus keluar rumah. Berbagai data menunjukkan bahwa ekonomi digital terus tumbuh, yang mengindikasikan pentingnya peran teknologi digital dalam memperkuat perekonomian nasional.
Menurut data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pada tahun 2021, nilai transaksi e-commerce di Indonesia mencapai Rp401,25 triliun dengan volume transaksi sebanyak 1,73 miliar. Angka ini menunjukkan tingginya kontribusi sektor digital terhadap perekonomian negara, yang seharusnya mendorong pemerintah untuk lebih serius mengembangkan ekosistem digital.
Pemerintah perlu menjadikan pembangunan infrastruktur digital sebagai prioritas untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, yakni hingga 8%. Dengan fokus pada digitalisasi, target ini bukan sesuatu yang mustahil dicapai. Langkah ini juga bisa membantu meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi nasional di tengah dinamika ekonomi global.
Selain infrastruktur, pemerintah perlu membangun ekosistem digital yang terintegrasi dari hulu ke hilir agar manfaat dari digitalisasi ini bisa dirasakan oleh semua pelaku ekonomi, mulai dari kelas atas hingga masyarakat di tingkat bawah. Jika diterapkan dengan baik, ekosistem digital ini tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi tetapi juga berpotensi membuka lapangan kerja yang lebih luas.