Indonesia Menuju Kemandirian Energi Bersih

Kabaroman.com – Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Indonesia mulai melangkah serius menuju transisi energi untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil. Indonesia, yang selama ini mengandalkan batu bara dan minyak bumi, perlahan mulai menggeser fokusnya ke energi baru terbarukan (EBT) seperti energi surya, angin, air, panas bumi, dan arus laut.

Pada Konferensi Iklim COP28 di Dubai, Jokowi menyatakan komitmennya dalam mempercepat transisi energi ini sebagai bagian dari upaya global melawan krisis iklim.

Dalam kurun waktu 2020 hingga 2022, Indonesia berhasil mengurangi emisi karbon hingga 42 persen dibandingkan skenario bisnis biasa tahun 2015. Sejak meratifikasi Perjanjian Paris pada 2015, Indonesia telah menempatkan transisi energi sebagai prioritas nasional dengan berbagai kebijakan mendukung pengembangan EBT.

Melalui Kebijakan Energi Nasional, pemerintah menargetkan porsi EBT sebesar 23 persen pada tahun 2025 dan 31 persen pada 2050, sambil mengurangi pemakaian minyak bumi dan batu bara secara signifikan.

Selaras dengan agenda ini, visi Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai kemandirian energi semakin menegaskan pentingnya memanfaatkan potensi sumber daya alam dalam negeri.

Dalam pidatonya di Sidang Paripurna MPR, Prabowo menekankan bahwa Indonesia harus siap menghadapi tantangan global, seperti ketegangan geopolitik dan krisis energi, dengan memperkuat ketahanan energi domestik. Menurutnya, kemandirian energi menjadi prioritas untuk memastikan keberlanjutan dan stabilitas nasional.

Indonesia memiliki keunggulan dalam berbagai sumber daya alam seperti kelapa sawit, tebu, singkong, sagu, dan jagung, yang berpotensi menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan. Prabowo menyampaikan bahwa pemanfaatan sumber daya tersebut akan mengurangi ketergantungan pada energi impor, serta mendorong pengembangan biodiesel, bioetanol, dan bioavtur.

Prabowo juga berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi energi terbarukan yang melimpah di Indonesia, termasuk geothermal, batu bara, dan energi air.

Selain memanfaatkan kekayaan tanaman lokal, Prabowo menekankan pentingnya eksplorasi potensi energi air yang besar di Indonesia. Dengan teknologi yang tepat, sumber air ini dapat dikelola dengan lebih baik dan terjangkau untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat.

Menurutnya, Indonesia memiliki peluang besar untuk swasembada energi melalui pemanfaatan sumber daya ini, yang pada akhirnya akan membantu membangun ketahanan energi nasional.

Pesan Prabowo ini sejalan dengan tren global menuju energi bersih yang semakin mendesak karena tekanan dunia internasional untuk mengatasi krisis iklim. Indonesia, sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, memiliki kesempatan strategis untuk berperan dalam transisi energi global, tidak hanya demi keberlanjutan nasional tetapi juga untuk mendukung upaya global dalam menekan dampak perubahan iklim.

Pos terkait