Kabaroman.com – Di tengah upaya pemerintahan Jokowi untuk memperkuat konektivitas antar-wilayah dan memastikan pemerataan ekonomi, Papua menjadi fokus perhatian dengan pembangunan infrastruktur yang signifikan. Proyek-proyek besar, seperti Jalan Trans Papua serta pembangunan bandara dan pelabuhan, menjadi bukti komitmen pemerintah dalam membuka akses wilayah-wilayah terpencil yang selama ini terisolasi.
Salah satu proyek monumental yang menjadi sorotan adalah Jalan Trans Papua, yang membentang lebih dari 4.300 kilometer dan menghubungkan wilayah penting dari Sorong hingga Merauke. Dengan kehadiran jalan ini, diharapkan akses antar-kota dan antar-daerah dapat dipercepat, meningkatkan arus barang dan jasa, serta menurunkan biaya logistik. Dampak positif dari proyek ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, memberikan kesempatan yang lebih baik bagi masyarakat di daerah tersebut.
Dalam perayaan HUT RI ke-79, Jokowi menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur untuk mendukung konektivitas. Ia menyatakan bahwa pemerintah telah berhasil membangun 366 ribu kilometer jalan desa, 1,9 juta meter jembatan desa, serta 2.700 kilometer jalan tol baru. Selain itu, ada 50 pelabuhan dan bandara baru serta 43 bendungan dan 1,1 juta hektar jaringan irigasi yang telah direalisasikan. Melalui upaya ini, biaya logistik berhasil ditekan dari 24 persen menjadi 14 persen, dan peringkat daya saing Indonesia meningkat dari posisi 44 ke 27 pada tahun 2024.
Pembangunan infrastruktur di Papua di bawah pemerintahan Jokowi telah memberikan dampak besar bagi percepatan konektivitas antar-wilayah dan pemerataan ekonomi. Dengan terbukanya akses darat, laut, dan udara, Papua kini memiliki potensi yang jauh lebih besar untuk berkembang menjadi salah satu pusat ekonomi baru di Indonesia. Proyek-proyek ini tidak hanya meningkatkan infrastruktur fisik, tetapi juga memberikan harapan baru bagi masyarakat Papua untuk merasakan manfaat dari pembangunan yang sedang berlangsung.
